Mencari Tenang dari Sumba ke Siberut, Tapi Kutemukan di Link Fomototo
Mencari Tenang dari Sumba ke Siberut, Tapi Kutemukan di Link Fomototo
Blog Article
Sudah setahun aku jadi backpacker lokal.
Kutinggalkan pekerjaan kantoran, kupadamkan notifikasi, dan kupilih hidup dengan ransel di punggung.
Dari sunrise di Bukit Wairinding Sumba, hingga angin malam di pantai Gili Trawangan — semua sudah kutapaki.
Namun, tetap saja ada yang hilang: tenang.
Di tengah perjalanan ke pedalaman Mentawai, saat sinyal hilang dan kantong mulai tipis, aku duduk di sebuah warung kecil.
Di dinding bambunya, tertempel selebaran usang dengan tulisan aneh:
"Capek keliling? Coba buka link Fomototo. Tenang itu bukan destinasi, tapi ruang."
Aku tertawa kecil.
Sebuah iklan digital di ujung dunia?
Tapi saat sinyal muncul sebentar, aku pun penasaran.
Apa Sih Link Fomototo?
Saat kubuka tautan itu, aku tidak langsung paham.
Tidak ada tempat wisata.
Tidak ada diskon hotel.
Tidak ada tiket promo pesawat.
Hanya… pola.
Warna.
Keheningan.
Tidak ada komentar.
Tidak ada penilaian.
Tidak ada lomba menjadi yang paling banyak menjelajah.
Dan di sanalah aku sadar:
Aku tidak benar-benar mencari tempat. Aku sedang mencari jeda.
Ketenangan Tidak Selalu Datang dari Alam
Kita sering romantisasi alam sebagai penyembuh,
padahal sering kali, kita malah sibuk mengabadikan setiap momen untuk diunggah.
Sibuk membuktikan bahwa kita sudah pergi jauh.
Padahal mungkin, kita justru menjauh dari diri sendiri.
Link Fomototo memberiku pengalaman berbeda.
Bukan “ke mana aku harus pergi,”
tapi “bagaimana aku bisa berhenti sejenak.”
Penutup: Tidak Harus ke Mana-Mana untuk Menemukan Diri
Jika kamu merasa butuh healing,
tapi tidak bisa ambil cuti, tidak bisa ke Bali,
atau bahkan tidak tahu harus ke mana lagi…
Mungkin jawabannya bukan destinasi,
tapi tautan.
Coba klik link Fomototo.
Karena mungkin, selama ini yang kamu cari…
bukan pemandangan,
tapi perasaan bahwa kamu tidak sedang dikejar siapa-siapa.